Komunitas Koeta Toea magelang (KTM) sebagai salah satu komunitas pecinta bangunan tua di Magelang yang paling aktif kali ini mengadakan acara jelajah yang sedikit berbeda. Jika biasanya acara jelajah yang dilakukan lebih banyak berjalan kaki, kali ini anggota KTM yang berjumlah puluhan orang menjelajahi Borobudur dengan menggunakan sepeda tua.
Bukan KTM kalau acara jelajahnya tidak edukatif dan informatif. Acara jelajah sepeda KTM di Borobudur kali ini untuk lebih mengenal lebih dekat desa-desa yang berada disekitar Candi Borobudur.
Koordinator sekaligus ketua KTM, Bagus Priyana, menjelaskan, event bertajuk “Djeladjah Sepeda di Boroboedoer” bertujuan mengajak para anggota mengenal kehidupan sosial dan budaya masyarakat di Borobudur dan kearifan lokalnya yang saat ini masih terjaga dengan baik.
Pesona Borobudur yang selama ini dikenal luas masih menyimpan banyak keindahan dan hal-hal yang menarik untuk dijelajahi. Tidak hanya berupa Candi Borobudur dan Candi Pawon saja, suasana desa, sawah, ladang, perbukitan, dan sungainya berpadu dengan kehidupan manusianya, membentuk pesona alam yang luar biasa untuk dijadikan kegiatan edukatif.
Mengambil start dari Dusun Tingal dan finish di Candi Pawon Brojonalan Desa Wanurejo sejauh 8 Km, puluhan anggota KTM menyusuri perdesaan sepertiĀ Kujon, Maitan, Klipoh, dan Tuksongo.
Peserta jelajah yang sebanyak 70 orang lebih ini dengan jelas melihat langsung aktivitas beberapa perajin kerajinan khas Borobudur. Kerajinan khas Borobudur antara lain perajin tikar pandan dan gerabah. Kunjungan berakhir di rumah kamera milik Tanggulangin Jatikusumo, di Desa Tuksongo.
Saat menuju finish peserta diajak melintasi jembatan Kali Sileng, aliran sungai purba yang ada di wilayah Borobudur.