MAGELANG, Mimpi untuk menjadi mahasiswa berprestasi bukanlah hal yang tidak mungkin bagi semua orang. Layaknya Habibie mengenyam pendidikan di Jerman dan menjadi tokoh dunia, inspirasi ini diikuti oleh generasi selanjutnya seperti yang dilakukan pula oleh salah seorang perempuan tangguh asal Srumbung yang berhasil melnjutkan studinya di Schule Fuer Gesundheits und Krankenpfleger Zfp Suedwuerttemberg yang merupakan salah satu sekolah perawat di Jerman. Hal ini disampaikan beliau dalam sebuah acara Diskusi Ahad Pagi (DisAPa) .
Diskusi Ahad Pagi (DisAPa) yang dilaksanakan olah Unit Kegiatan Agama Islam Ar-Ribath Universitas Tidar ini berkesempatan menghadirkan pemateri luar biasa perempuan Tangguh yang berhasil melanjutkan kuliah di Jerman. Dilaksanakaan pada hari Ahad(21/07/2019) bertempat di Masjid Mamba’ul Ulum Universitas Tidar.
Dalam kesempatan tersebut perempuan kelahiran 13 Desember 1993 itu yang lahir dari keluarga sederhana itu menyampaikan kisah perjalanan menjadi mahasiswa di salah satu kampus di Jerman tersebut. Berawal dengan mengikuti program Freiwiligen Sozialen Jahr (FSJ) Zfp Suedwuerttemberg. Program FSJ ini semacam Program Relawan Sosial tahunan di segala instansi. Kemudian menabung untuk dapat masuk disalah satu kampus di Jerman. Selain itu juga disampaikan tips dan trik untuk bisa kuliah di luar negeri seperti yang beliau lakukan yaitu mempersiapkan diri sejak sekarang dengan mempelajari bahasa negara yang akan dituju , mencari informasi kuliah diluar negeri, serta melatih diri untuk menabung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari disana.
Ketua Unit Kegiatan Agama Islam Ar-Ribath Universitas Tidar, Siswo Eriyanto, selaku penyelenggara kegiatan tersebut menyampaikan agar para peserta dapat termotivasi oleh apa yang disampaikan pemateri. Selain itu perlu untuk meningkatkan kualitas diri tentang keagamaan, seperti pepatah mengatakan Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu pincang.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, karena dapat mengakat salah satu anak bangsa yang sedang berjuang menempuh penidikan di luar negeri” tutur Sigit salahsatu peserta dalam diskusi Ahad Pagi tersebut.
Dalam diskusi tersebut pemateri menekankan bahwa dalam melakukan apapun senantiasa meniatkan diri agar bermanfaat bagi orang lain dan juga memaknai tujuan hidup kita. Seperti yang beliau sampaikan pada akhir diskusi mengutip kata-kata Sabrang MDP/Noe Letto bahwa Semua Manusia Pasti Mati, Tapi Tidak Semua Memberi Arti.