Batik magelang saat ini semakin populer seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang berminat dengan kain bercorak khas asli daerah. Meruntut sejarahnya perkembangan batik khas magelang tidak lepas dari budaya kuno dan warisan tradisional yang turun menurun. Kita sudah mengenal seni pewarnaan kain yang ditemukan pada jaman Mesir kuno hingga akhirnya tiba di Indonesia dan sangat berkembang dengan pesat di tanah Jawa.
Penggunaan canting pada pembuataan batik menjadi ciri dari hasil pola pengerjaan dari batik yang berasal dari daerah Jawa. Ditengah perkembangan berbagai macam proses modern dalam pembuatan batik, canting tetap bertahan melestarikan budaya dari seni batik tulis yang memiliki corak unik. Hingga pada tahun 1900 batik tulis mencapai puncak titik baliknya dengan semakin dikenalnya batik tulis di dunia.
Di jawa sendiri kita mengenal beberapa corak batik yang cukup terkenal misalnya motif Gurda yang melambangkan burung garuda, motif meru yang terinspirasi gunung mahameru serta motif batik sindur yang terinspirasi oleh filosofi jawa kuno yang menggambarkan arti dari setiap warna yang terdapat pada kain batik.
Tidak berbeda jauh dengan batik yang berasal dari daera Jawa lainnya, batik magelang pun memiliki ciri khas tersendir yang tentunya menambah nilai seni dan filosofi yang terkandung dalam setiap goresan motifnya. Dalam proses pembuatannya batik magelang memang tidak jauh berbeda dengan batik dari daerah lain contohnya dari Yogyakarta. Namun yang perlu diketahui batik magelang memiliki corak yang sangat khas dengan digunakannya unsur alam dalam penggunaan bahan dan corak besar. Motif kreasi Batik Magelang baik cap maupun tulis mengangkat “tetenger” ikon serta budaya khas yang dikreasikan secara kontemporer,sebagaimana juga dengan ‘Gethuk’ dengan aneka modifikasi klasikal serta bagian-bagian tanaman ketela pohon. Menara air sebagai bangunan kuno yang menghiasi aloon aloon kota. Simbol Pakuning tanah jawa, bunga kantil, burung kepodang, buah pala, bayam serta jago menghiasi motif rejeng,kawung, sekar jagad ataupun motif lainnya tanpa meninggalkan nuansa dan jiwa etnikal.
Tidak kalah menarik, batik yang berasal dari Kecamatan Gunung Pring, Kabupaten Magelang. Motif batik yang ada selalu mengandung unsur alam, dari motif pegunungan, daun, pohon bambu, kayu dan sebagainya. Kemudian ada juga batik dari Kecamatan Borobudur. Batik dengan motif Candi Borobudur itu bahkan menjadi pakaian wajib dikenakan para pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur. Bahan yang digunakan pun sangat beragam dan semuanya berasal dari bahan alami.
Untuk melestarikan batik magelang sebagai salah satu ikon magelang, kerjasama dari semua pihak sangat berpengaruh terhadap perkembangan batik ini. Peran serta pemerintah daerah dan seluruh warga magelang dalam pelestarian batik magelang sebagai warisan budaya diharapkan mampu mengenalkan batik ini hingga ke mancanegara.
Batik sebagai warisan budaya dunia sangat mengakar di kehidupan masyarakat. Sekarang hampir tiap daerah memiliki corak tersendiri dalam menggambarkan batik. Salah satunya Magelang. Namun yang jadi pertanyaannya sekarang adalah, banyak masyarakat di Magelang yang belum tau tentang batik Magelang. Kita tidak bisa menganggap segelintir orang yang tau terus mengambil kesimpulan semua orang tau. Harusnya Pengenalan batik Magelang harus lebih gencar. Salah satunya dengan menggandeng desainer lokal untuk mempromosikan batik magelang. Karena kalo tidak ada pergerakan batik Magelang hanya akan menjadi formalitas Magelang dalam ikut-ikutan punya corak batik. Padahal faktanya nol besar.