Wisata Arung Jeram di Sungai Progo kembali menggeliat. Kali ini salah satu Provider Arung jeram terbesar di Magelang “Progo Rafting” mendapat kepercayaan untuk memandu 250 wisatawan dari Solo.
Trip yang diambil adalah Paket Progo Atas adalah trip yang paling aman tanpa kehilangan keseruan arung jeram di kali progo. Sebanyak 50 perahu dikerahkan untuk mengangkut peserta, pihak Progo Rafting pun menyediakan Rescue boat tersendiri.
Setelah sebelumnya ada musibah kecelakaan di Trip Progo Bawah (Klarifikasi: Kecelakaan Arung Jeram Sungai Progo Bawah Bukan Kegiatan Provider PROGO RAFTING.), kali ini Progo Rafting sekaligus membuktikan bahwa wisata arung jeram di kali Progo adalah aman selama peserta menggunakan Jasa operator yang Profesional.
Artinya tiap-tiap jeram mempunyai standar operasi tersendiri, jangan sampai karena persaingan harga, operator mengurangi SOP tersebut yang dapat berakibat fatal.
Trip dimulai dari jam 10:00 pagi hingga jam 13:00, untuk mengawal peserta, Progo Rafting menerjunkan 50 pemandu dan sekitar 10 rescue team dan dibantu juga oleh PMI. Rata-rata peserta adalah pemula dengan usia antara 28 sampai 50 an tahun. Koordinasi dan briefing yang tepat dari Pemandu menjadi salah satu faktor yang membuat peserta tetap tenang dan antusias.
Trip Progo Atas masuk dalam kategori Grade III. Grade ini memiliki spesifikasi jeram yang tidak beraturan, Jeram sesekali dapat membalikkan perahu namun resiko masih relatif kecil. Pusaran arus yang kuat dan deras sering ditemukan, namun dapat dilewati dengan mudah.
Pada trip kali ini ada perahu terbalik & beberapa perserta terjatuh di jeram terbesar di jalur ini di karenakan kurang cepatnya bermanuver. Akan tetapi self rescue dapat dengan cepat dilakukan, dan peserta dapat melanjutkan perjalanan kembali.
Akhir dari trip ini, sekali lagi Progo Rafting mencoba menunjukkan bahwa dengan pengelolaan wisata yang profesional, arung jeram dapat menjadi potensi wisata yang aman dan menyenangkan. Disamping itu kecelakaan dapat terjadi di tempat teraman sekalipun, selama peserta dan pengelola tidak mematuhi standar operasional.
[googlemap width=”100%” height=”” src=”https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m14!1m12!1m3!1d3955.8326492486394!2d110.2071672677993!3d-7.483723926685184!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!5e0!3m2!1sid!2sid!4v1412708693195″ width=”100%” height=”0″ frameborder=”0″ style=”border:0″>”][/googlemap]