Saturday, May 18Magelang Online
Shadow

Pondok Pesantren Pabelan Mungkid Magelang

Pondok Pesantren Pabelan Magelang

Alamat : Jl Pabelan – Mungkid Mungkid Jawa Tengah PO BOX 800 MUNTILAN MAGELANG, JAWA TENGAH, INDONESIA
PHONE : ( 0293 ) 782040, 782061, 782091, 782110 FAX : ( 0293 ) 782040, 782110

Visi
Terdidiknya para santri menjadi Mukmin, Muslim dan Muhsin yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas.

Misi
Menanamkan dan meningkatkan disiplin santri untuk melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari – hari.
Menanamkan jiwa keikhlasan, kesederhanaan, ukhuwah diniyah, kemandirian dan kebebasan dalam kehidupan sehari – hari.
Menyelenggarakan pendidikan formal dengan Kurikulum Pesantren yang disesuaikan dengan Pendidikan Nasional.
Mendidik dan mengantarkan santri untuk mampu mengenal jati diri dan lingkungannya serta mempunyai motivasi dan kemampuan untuk mengembangkan diri sesuai dengan pilihan hidupnya.
Mendidik dan mempersiapkan santri untuk menjadi manusia mandiri dan berkhidmad kepada masyarakat, agama, nusa dan bangsa.

Pondok-pabelan

Sejarah Berdiri Pondok Pesantren Pabelan Magelang
Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan berada di bawah naungan Yayasan Wakaf Pondok Pabelan. Didirikan oleh K.H. Hamam Dja’far pada tanggal 28 Agustus 1965, Pondok Pesantren Pabelan terletak di Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tepatnya berada di jalan yang menghubungkan antara Yogyakarta dan Semarang. Kira-kira 35 kilometer dari arah Yogyakarta, 4 kilometer dari Muntilan dan 12 kilometer dari Kota Magelang. Pesantren Pabelan juga terletak di tepi jalur lalu lintas pariwisata Yogyakarta dan Borobudur. Jarak Pabelan ke Candi Borobudur adalah sekitar 9 kilometer.
Pondok Pesantren Pabelan merupakan lembaga pendidikan yang telah mengalami sejarah panjang. Keberadaannya seperti sekarang ini merupakan kebangkitan yang ketiga. Cikal bakal Pondok Pesantren Pabelan dimulai pada tahun 1800-an, ditandai dengan kegiatan mengaji yang dirintis oleh Kiai Raden Muhammad Ali. Tapi kemudian terhenti setelah terjadi perang Diponegoro (1825-1830) hingga waktu yang panjang. Kemudian, pada tahun 1900-an Pondok Pesantren Pabelan ini bangkit kembali di bawah asuhan Kiai Anwar dan dilanjutkan oleh Kiai Anshor. Namun kemudian Pondok Pabelan kembali mengalami kevakuman. Akhirnya, pada tanggal 28 Agustus 1965, salah seorang keturunan perintis Pondok Pesantren Pabelan, Hamam Dja’far, mendirikan kembali Pondok Pabelan dengan sistem dan kurikulum yang lebih modern, diberi nama Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.
Pondok Pesantren Pabelan menyelenggarakan pendidikan untuk santri putra dan putri selama 6 tahun bagi lulusan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan selama 4 tahun bagi lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pendidikan formal yang digunakan adalah Kulliyatul Mu’allimien al-Islamiyah (KMI), yang sudah disetarakan dengan SMU berdasarkan SK Mendiknas. Di Pondok Pesantren Pabelan, para santri akan secara otomatis juga mengikuti program pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Selain itu, Pondok Pesantren Pabelan juga menyelenggarakan Kelas Takhassus (selama 1 tahun), bagi para santri yang berasal dari SMP atau berkeinginan memperdalam pengetahuan agama, sebagai persiapan masuk kelas 4 KMI atau setara dengan Kelas 1 Madrasah Aliyah. Para santri tinggal dalam satu kompleks selama 24 jam, di bawah koordinasi pengurus Organisasi Pelajar Pondok Pabelan (OPPP), yang berada di bawah pengawasan dan bimbingan langsung para pimpinan (kiai). Para Pengurus merupakan santri kelas 5 dan 6 yang bertugas selama 1 tahun untuk melaksanakan kebijakan pimpinan pondok. Organisasi ini dimaksudkan untuk melatih santri dalam rangka pemahaman diri terhadap tanggung jawab, kejujuran, disiplin, cakap, dan kreatif sehingga membentuk jati diri yang kokoh

Pendiri Pondok Pesantren Pabelan Magelang  adalah K.H. Hamam Dja’far (1938-1993) Lahir di Desa Pabelan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, pada 26 Februari 1938, adalah sulung dari dua putra pasangan Kiai Dja’far dan Nyai Hadijah. Hamam besar di bawah pengasuhan adik kakek pihak ibu, yaitu K.H. Kholil yang tinggal di sebelah selatan masjid pondok. Dalam keluarga Hamam mengalir darah ulama yang diturunkan oleh Kiai Haji Muhammad Ali bin Kiai Kertotaruno, pendiri Pondok Pabelan (sekitar tahun 1800-an) yang pertama, yang juga pengikut setia Pangeran Diponegoro. Menurut masyarakat setempat, Kiai Kertotaruno adalah keturunana Sunan Giri, salah satu wali penyebar agama Islam di Tanah Jawa. Setelah menamatkan Sekolah Rakyat di desanya tahun 1949, Hamam melanjutkan ke Sekolah Menengah Islam di Muntilan sampai tahun 1952. Hamam sempat belajar di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, baru kemudian mondok di Pondok Moderen Gontor, Ponorogo, Jawa Timur selama kurang lebih 11 tahun (1952-1963). Di Gontor, Hamam berguru secara langsung kepada “Trimurti” pendiri Pondok Moderen Darussalam Gontor: K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainudin Fanani, dan K.H. Imam Zarkasyi. Kelak, Hamam menjadi salah seorang anggota pengurus badan wakaf pondok yang terletak di Ponorogo itu. Setamat dari Gontor, dalam usia 25 tahun, Hamam kembali ke kampung halamannya dan kemudian mendirikan Balai Pendidikan Pondok Pabelan pada 28 Agustus 1965. Atas prestasinya dalam membangun Pondok Pabelan, Kiai Hamam dianugerahi Aga Khan Award untuk arsitektur pada tahun 1980, dan penghargaan Kalpataru untuk lingkungan hidup pada tahun 1982.

Penghargaan yang pernah di peroleh Pondok Pesantren Pabelan Magelang
AGA KHAN AWARD FOR ARCHITECTURE
Pada tahun 1980 Pondok Pesantren Pabelan berhasil meraih prestasi berupa penghargaan dari Aga Khan Award For Architecture. konon para dewan juri menggumi kreasi pesaantren dalam mengemas model pendidikannya dengan polamelatih santri dan masyarakat. Bangunan –bangunan dibuat di pesantren untuk keperluan pendidikannya semuanya berbahan lokal, berteknologi lokal tetapi dapat menndatangkan manfaat untuk ke masa depan yang berjangka jauh.
KALPATARU
Pada tahun 1982 Pndok Pesantren Pabelan memperoleh penghargaan KALPATARU dari pemerintah RI yaang lansung diserahkan Meteri KLH Prof Emil Salim.
MANDALA ARUTALA BHAKTI HUSADA
Pada tanggal 27 November 2007 Pondok Pesantren Pabelan meraih Penghargaan Mandala Karya Bakti Husada ARUTALA dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam bidang pelayanan kesehatan santri dan masyarakat yangdiserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono.

Panca Jiwa dan Motto Pondok
Panca Jiwa
– Keikhlasan
– Kesederhanaan
– Ukhuwah Islamiyah
– Berdikari
– Bebas

Motto Pondok
– Berbudi Tinggi
– Berbadan Sehat
– Berpengetahuan Luas
– Berpikiran Bebas

 

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *